Lombok Timur – Misi mencerdaskan generasi bangsa dengan mensosialisikan 4 Pilar Kebangsaaan terus dilanjutkan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) RI, Evi Apita Maya. Seperti yang dilakukan saat ini Jumat (03/5) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pringgabaya Lombok Timur, yang di ikuti oleh ratusan pelajar setempat. Adapun 4 Pilar Kebangsaan itu diantaranya, Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika.
Evi Apita Maya mengatakan sosialisasi ini menjadi penting dilakukan ditengah pengaruh perkembangan teknologi yang membuat para generasi penerus bangsa kurang peduli terhadap dinamika demokrasi bangsa yang terjadi. Sehingga dengan membuka kembali kepeduliannya, mereka dapat menentukan arah dan aktivitas untuk menyesuaikan dengan kebijakan yang berlaku bagi dirinya tentang hak dan kewajibannya sebagai warga Negara.

“Ini yang harus kita benahi, ini yang harus kita luruskan jangan sampai para pelajar ini terus semakin tidak peduli dengan dinamika demokrasi kita. Mereka harus tau siapa pemimpinnya, apa prestasinya dan bagaimana mereka menjalankan pemerintahan di negara ini. Sudah sejahterakan masyarakat dan negaranya dengan pola pemerintahan yang dilakukan,” ucapnya.
Didampingi oleh Kepala Sekolah serta sejumlah tenaga pendidik, para siswa antusias mendengarkan dan memaknai materi 4 Pilar Kebangsaan yang diberikan. Beberapa siswa bahkan aktif menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Evi Apita Maya, mengenai implementasi pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari – hari.
“Seperti membuka kembali ingatan mereka (siswa) tentang apa yang telah mereka pelajari kemudian diterapkan dalam kehidupannya sehari – hari. Peran saya hanya memperkuat pengetahuannya itu agar kedepan dapat semakin melekat pada dirinya, khususnya mereka yang mencapai cita – citanya menjadi penerus bangsa kita ini,” terang Evi Apita Maya.

Dikatakan senator dapil NTB ini, bahwa 4 Pilar Kebangsaan sejatinya sudah melekat dalam budaya masyarakat di Lombok dengan kentalnya toleransi yang diciptakan. Seperti banyaknya suku dan adat istiadat, bebas menganut agama, dan hidup dalam satu kesatuan rumpun daerah merupakan implementasi dari pilar kebangsaan yang disampaikan.
“Setelah mereka mengerti dan faham, bahwa kebaikan – kebaikan dalam hidup benegara dan berbangsa yang dijalaninya ternyata pilar kebangsaan, maka kita mengharapkan itu terus dipupuk dan diterapkan kemudian diajarkan juga kepada anak cucunya kelak. Sehingga pilar pilar kebangsaan ini, tidak hanya menjadi sebatas materi sosialiasi, melainkan juga menjadi budaya yang terus melekat secara turun temurun,” pungkasnya.
aNd