Mataram – Masih dalam momentum suasana silaturahmi Syawal pasca Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, pada Minggu (28/4) Ikatan Keluarga Bundo Kanduang (IKBK) provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar halal bi halal dengan seluruh sanak kerabat dan keluarga Suku Minangkabau Sumatera Barat, yang kini menjadi bagian dari masyarakat di 10 Kabupaten Kota di NTB. Dipusatkan di gedung IKBK Kota Mataram, kegiatan ini menghadirkan unsur pejabat daerah yang diantaranya Penjabat Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mataram, Didi Sumardi hingga Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil NTB, Evi Apita Maya.
Oleh Pemda kegiatan ini disambut baik lebih dari sekedar silaturahmi. Juga untuk memperkuat kerukunan masyarakat di Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari berbagai suku dan adat. Karenanya Penjabat Gubernur, Lalu Gita Ariadi dalam sambutannya, melontarkan tembang khas Suku Sasak Lombok sebagai bukti, bahwa daerah yang dipimpinnya membuka diri untuk menyambut kehadiran warga Suku Minangkabau sebagai bagian dari masyarakat NTB.
“Positif sekali kita bisa bersilaturahmi. Kita selaku tuan rumah menyambut sepuluh jari tangan terbuka menyambut mereka yang hadir ibarat lebah, karena lebah tidak pernah mematahkan lahan yang dihinggapinya. Lebahpun mengambil sari pati dari sekitarnya namun memberi manfaat baik bagi semua,” ucap Gita Ariadi.
Dikatakannya, bahwa sebagaimana syariat agama mengajarkan, hubungan persaudaraan disatukan melalui berbagai jalan. Sehingga telah sejak lama, warga Minang telah berumpun tinggal dan memberi kontribusi untuk daerah.
“Secara syariat kita juga dipersatukan dengan ukhuwah islamiah maka tidak ada berjarak antara bundo kanduang dengan sasak,” katanya.
Kegiatan ini juga diapresiasi oleh Ketua DPRD Kota Mataram, Didi Sumardi. Ia menyampaikan sebagaimana yang diketahuinya bahwa eksistensi IKBK di NTB memiliki sejarah panjang, dan bahkan turut serta dalam sejarah perkembangan NTB khususnya Kota Mataram. Sehingga ia berharap agar kekompakan ini tetap dijaga, khususnya ketika berbaur dengan masyarakat dari berbagai suku di NTB.
“Karena itu saya sendiri sejak dari pelajar hingga mahasiswa, banyak berinteraksi dengan tokoh – tokoh minang, dan kebetulan sebagian besarnya adalah tokoh Partai Golkar. Oleh karena itu keberadaan keluarga Minang disini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat NTB,” ujarnya.
Senator DPD RI, Evi Apita Maya yang juga menjadi bagian dari keluarga besar Suku Minang mengatakan bahwa kegiatan ini untuk meningkatkan nilai silaturahmi. Dimana yang sebelumnya karena tinggal di daerah yang sama Provinsi NTB namun tidak saling mengenal, kini dapat saling bersilaturahmi satu sama lain.
“Dengan adanya pertemuan ini, yang sebelumnya tidak saling kenal kini bisa bersilaturahmi langsung. Saat ini banyak orang minang yang sudah berumahtangga dengan masyarakat Sasak Lombok, Sumbawa dan Bima,” kata Evi Apita Maya.
Evi menyampaikan bahwa secara keanggotaan, masyarakat Suku Minangkabau yang tergabung dalam IKBK di NTB mencapai 1500 orang, dengan dipimpin oleh Haji Edward selaku Ketua Umum dan Datuak Sati Fetra Ezimon selaku Ketua Pembina IKBK NTB.
Namun diketahui berdasarkan sebaran dan banyak yang telah mengikat hubungan keluarga secara turun temurun dengan warga di NTB, keluarga besar Minang di daerah ini mencapai lebih dari 3500 orang. Dan sebagai keluarga besar dengan karakter kesukuan Minang, kepatuhan terhadap norma serta aturan yang berlaku disetiap daerah tetap dijunjung tinggi.
“Seperti pepatah, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, bahwa kami selalu akan berbaur dan patuh terhadap tata kehidupan yang ada dimana kita berada,” ujarnya.
Acara halal bi halal ini berlangsung penuh suka cita dengan nuansa selayaknya berada di Provinsi Sumatera Barat. Dimana tamu kehormatan seperti Penjabat Gubernur NTB hingga Ketua DPRD Kota Mataram, disambut dengan tradisi khas Minangkabau. Oleh Ketua Pelaksana Kegiatan, Melson Mansyur, tarian tradisional juga sengaja disematkan ditengah acara sehingga membuat suasana kekeluargaan yang kuat selama kegiatan berlangsung.
aNd