Mataram – Jelang Ramadan 1444 hijriah PT. Kijang Lombok Raya kirim 86 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) untuk tujuan penempatan perladangan sawit PT. Sawira Plantations Berhad di Malaysia pada Kamis (16/3). Pesan dan kiat sukses bekerja tetap terlontar sebagai motivasi bagi seluruh CPMI, sebelum menempuh masa kontrak kerja untuk dua tahun kedepan. Terlebih untuk menjaga pola kerja yang harus seimbang dengan ibadah, khususnya pada bulan suci Ramadan yang sebentar lagi dilaksanakan.

“Jangan lupa ibadah. Kebutuhan tempat beribadah itu tersedia disetiap ladang tempat bekerja. Saya sudah keliling memastikan itu. Apalagi sebentar lagi Ramadan, jaga pola kerja, agar kerja dan ibadah kita jadi seimbang termasuk hati kita akan tenang dan kita akan bersemangat untuk bekerja,” ucap TGH. Azhar Rosyidi, Pimpinan Ponpes Nurul Hikmah Langko Lombok Barat.

Ibadah menjadi salah satu dari tausyah yang di sampaikan TGH. Azhar Rosyidi kepada seluruh CPMI. Selain hal tersebut ia juga menekankan makna dari sifat sabar, yang juga harus dimiliki setiap tenaga kerja selama di Malaysia. Hal ini dimaksudkan agar terbebas dari godaan dan bahkan hasutan untuk melakukan perbuatan yang tidak baik, disamping niat yang juga harus dijaga.

TGH. Azhar Pimpinan Pompes Langko Lombok Barat saat memberikan tausyah dan doa kepada CPMI PT. Kijang Lombok Raya

“Mudah – mudahan keberangkatan PMI ini membawa keberkahan, membawa nikmat bagi keluarga. Mencari rezeki ke Negeri Jiran itu ibadah, caranya perbaiki niatnya. Kalau sudah niat insya allah setiap langkah akan mengabulkan setiap doa,” ucapnya.

Ia mendoakan agar seluruh pekerja yang berangkat melalui PT. Kijang Lombok Raya mendapat kesuksesan sebagaimana yang diharapkan. Dan membuat bangga PT. Kijang Lombok Raya dengan penghasilan yang tinggi selama di rantauan.

Hal serupa juga disampaikan Kepala Bidang Penempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Barat, Nasri Juni Hardi yang juga menekankan tentang utamanya niat dan tujuan untuk bekerja di Malaysia. Ia mengatakan bahwa nama baik Lombok sudah tertanam dihati perusahaan pengguna tenaga kerja di Malaysia. Karenanya harus dijaga, agar saat bekerja tidak mengambil keputusan sendiri yang berujung pada permasalahan.

“Nama baik untuk Lombok sudah tercatat di Malaysia, jadi tinggal kita meneruskannya. Jangan mengambil keputusan yang tidak baik, jika ada masalah sebaiknya komunikasikan kepada manajer di ladang nanti. Tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Atau hubungi PT. Kijang Lombok Raya silahkan agar kami bantu menyelesaikan,” katanya.

Karyawan PT. Kijang Lombok Raya H. Satriawan saat mengembalikan biaya Rp 2,5 juta kepada CPMI sebelum diberangkatkan ke Malaysia

Hadir juga dalam acara pelepasan, Kepala Desa Gelogor Lombok Barat Arman Iswara, menyampaikan kondisi masyarakatnya yang banyak mengajukan surat izin untuk bekerja ke Malaysia. “PT. Kijang Lombok Raya sudah dikenal, sudah tidak asing di masyarakat kami. Seperti di masyarakat kami di Desa Gelogor Lombok Barat yang selalu saya mendapati ada warga yang meminta izin untuk bekerja di Malaysia melalui PT. Kijang ini,” ungkap dia.

Kepada seluruh pekerja migran, ia berpesan agar menguatkan manajemen keuangan sehingga akan menjadikan pribadi pekerja yang selalu berfikir panjang untuk menghabiskan penghasilanya untuk maksiat. Arman juga berpesan agar para pekerja tidak membuat masalah selama rantauan sehingga tidak dicap sebagai pekerja migran nakal atau ilegal.

“Jangan buat masalah disana, lari di Malaysia maka anda akan dicap menjadi ilegal atau tidak resmi. Kalau sudah tidak resmi itu menutup pintu jerih payah untuk bekerja di Malaysia. Karena kalau sudah bermasalah disana maka selamanya tidak ada kesempatan untuk bekerja lagi,” pungkasnya.

Skema zero cost yang menjadi komitmen kuat dari PT. Kijang Lombok Raya tetap dilaksanakan sebagai penutup acara pelepasan. Yakni dengan mengembikan uang senilai Rp 2,5 juta kepada masing – masing pekerja, yang sebelumnya digunakan sebagai biaya Medical dan Passport.

aNd