Lombok Timur – Di iringi kesenian tradisional, kunjungan Anggota Komite I DPD RI Evi Apita Maya disambut para pemangku adat, tokoh agama dan sekitar 150 orang warga masyarakat lereng gunung Rinjani, di Sanggar Sunan Perapen Dusun Bedurik Desa Sembalun Bumbung Kecamatan Sembalun Lombok Timur pada Selasa (10/10). Kunjungan legislator dapil NTB ini, dalam rangka bersosialisasi tentang pentingnya penguatan rasa nasionalisme melalui 4 pilar kebangsaan yang meliputi Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika.
Bagi masyarakat setempat, sosok Evi Apita Maya sudah sangat dikenal sebagai wakil rakyat yang rajin turun menyapa dan menghimpun aspirasi masyarakat. “Sembalun harus tetap mempertahankan edeologinya yang menyematkan budaya dalam mengimplementasikan Pancasila. Budaya menjadi leluhur yang selama ini kita tahu bahwa hal tersebut membawa kita hidup rukun dan damai, khususnya warga masyarakat di lereng gunung Rinjani ini,” ucapnya.
Dalam kunjungannya ini, Evi Apita Maya menyadari satu hal yang kuat dari kerukunan warga di Sembalun. Yaitu pada nilai toleransi yang sangat melekat dalam diri warga masyarakat setempat. Norma tersebut seperti dikatakannya, membuat daerah yang dianugrahi Gunung tertinggi kedua di Indonesia itu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai Negara.
“Yang membedakan Sembalun ini dengan daerah lain adalah kekompakannya. Dipersatukan melalui budaya meski banyak hal dan isu yang mempengaruhi. Tren teknologi yang mempengaruhi perbedaan arah pandang dalam politik maupun keyakinan jangan sampai memecah rasa persaudaraan kita. Jangan sampai keramahan yang selama ini dirasakan oleh wisatawan yang datang, itu hilang karena bias budaya yang tidak baik,” kata Evi Apita Maya kepada masyarakat Sembalun.
Sebagaimana sosialisasi 4 pilar yang dilakukannya, Evi Apita Maya juga mengedukasi masyarakat tentang banyak hal yang berkaitan dengan masa depan Negara. Tentang bagaimana sejatinya sosok pemimpin yang harus dimiliki oleh masyarakat dengan karakter tertentu seperti di Sembalun. Karenanya kondisi inipun sekaligus dimanfaatkannya untuk bersosialisasi meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilu serentak 2024 mendatang.
“Tentunya pemimpinnya juga harus tahu budaya, khususnya budaya yang sudah ada di Sembalun ini. Jangan sampai salah memilih pemimpin maka budaya kitapun tergerus karena ambisinya. Ingat leluhur kita adalah budaya ini, kalau tidak ada itu apa jadinya Gunung kita ini, apa jadinya potensi perkebunan kita disini, apa nasibnya kita sebagai warga Sembalun yang selama ini hidup rukun dan damai,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Evi Apita Maya meninjau Sanggar Budaya yang dibangun oleh masyatakat setempat. Ia juga belajar memainkan salah satu alat musik tradisional berupa kenceng atau cemprang, yang biasa digunakan untuk mengiringi tabuhan gendang belek dan gamelan. Bahkan keakraban Evi Apita Maya dengan masyarakat Sembalun, juga dibuktikannya dengan turut serta menari bersama para pelaku kesenian tradisional tersebut.
aNd