Mataram – Minggu kedua Ramadhan 1445 hijriah, PT. Kijang Lombok Raya berangkatkan lagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk perusahaan penempatan kerja PT. Boustead Plantations Berhad Malaysia pada Selasa (26/3). Digelar dengan sederhana usai ibadah sholat Tarawih, sebanyak 80 orang PMI terima uang tunai sebesar Rp2,5 juta sebagai implementasi skema bebas biaya perekrutan atau zero cost.
Meski dalam suasana bulan puasa, seluruh pekerja yang akan menjadi musyafir menuju Malaysia dalam dua agenda penerbangan langsung hingga Rabu mendatang, dipesan agar tetap menjaga ibadah puasanya sebisa mungkin. Hal ini sebagai bentuk pembuktian agar pekerja migran tidak perlu mempertaruhkan keimanan berpuasa untuk bekerja dalam rantauan.
“Sebisa mungkin ibadah puasanya tetap dijalankan, perjalanan ke Malaysia menggunakan pesawat terbang itu bisa sampai 4 jam lebih. Jadi insya Allah tidak ada kegiatan yang berat, yang memungkinkan kita untuk tidak berpuasa selama perjalanan hingga waktu Magribnya,” ujar Sudirman Koordinator Perekrutan Tenaga Kerja PT. Kijang Lombok Raya.
Kepada seluruh pekerja Sudirman juga berpesan agar menjaga nama baik negara, bersikap baik dan tidak berbuat maksiat. Utamanya tidak membawa kebiasaan buruk di rumah ke tempat rantauan, seperti halnya bermain game online yang tidak kenal waktu, bahkan hingga terjerumus dengan judi online.
“Jangan melakukan hal – hal yang tidak bermanfaat. Yang paling fatal itu seperti judi online, sering menjadi kebiasaan buruk yang dibawa ketempat rantauan. Hindari itu, agar hasil yang didapati dari bekerja itu bisa dikirim ke keluarga. Ingat keluarga dirumah mendoakan kalian sehat selalu, bekerja dengan tekun dan cepat kembali membawa hasil yang akan mengubah masa depan kalian menjadi lebih baik,” ucapnya.
Disela – sela pemberangkatan, beberapa tips agar bebas dari permasalahan pada pemeriksaan Bandara juga disampaikan Dony, Koordinator Pemberangkatan PMI PT. Kijang Lombok Raya. Seperti diantaranya pembatasan barang bawaan, hingga aturan cukai terkait jumlah rokok serta perangkat elektronik yang bisa lolos dari pemeriksaan.
“Rokok tidak boleh banyak, perangkat elektronik juga. Kalau tidak dipatuhi ini bisa bermasalah diBandara. Dan akan disita juga barang – barangnya itu,” ungkapnya.
aNd