Mataram – Utusan Boustead Plantations Berhad tinjau dan temui langsung ratusan calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berproses melalui jalur resmi PT. Kijang Lombok Raya pada Kamis (11/01). Dalam kesempatan ini, perwakilan dari salah satu perusahaan perkebunan sawit terbesar di Malaysia itu bersosialisasi, tentang hak dan tanggung jawab para calon pekerja. Mulai dari tiba ditanah rantau hingga masa kontrak kerja berjalan selama 2 tahun.

Sedikitnya terdapat 176 orang calon PMI yang pada akhir Januari 2024 ini, siap diberangkatkan untuk mengisi kebutuhan pekerja pemetik buah di ladang miliki Boustead. Bahkan sejumlah diantaranya ditawarkan untuk menempati posisi tertentu, berkat pengalaman dan keterampilan yang dimilikinya.

Sebanyak 176 Calon PMI dari PT. Kijang Lombok Raya menjalani interview

Kepala kantor Unit Tenaga Kerja Boustead Plantations Berhad, Abdul Rahim bin Mohammad Said menyampaikan bahwa temu duga (tatap muka) ini penting dilakukan, dikarenakan pihak perusahaan kini lebih selektif untuk menentukan kriteria pekerja yang cocok bagi produktivitas perusahaannya.

“Wawancara ini penting bagi kita untuk menjalankan apa yang dinginkan oleh perusahaan. Karena ada beberapa kriteria yang ditetapkan, sebagaimana pihak perusahaan telah memerintahkan perwakilan untuk menjelaskan terutama dari segi aturan yang berlaku, posisi penempatan ladang dan dibagian mana diperlukan,” ucapnya.

Perwakilan dari Unit Tenaga Kerja Boustead Plantations Berhad melakukan pendataan CPMI

Dalam kesempatan ini Abdul Rahim mengharapkan ada proses seleksi yang terjadi, minimal terkait dengan keramahan dan aturan penampilan dalam bekerja. Karena hal tersebut dikatakannya, menjadi penilaian dari pihak perusahaan yang mencerminkan pribadi dari para pekerja itu sendiri.

“Kali ini kita bertatap muka langsung dengan lebih kurang 150 orang, sebagaimana yang kita butuhkan untuk tahap awal di tahun 2024. Khususnya terhadap wilayah perkebunan yang belum terisi. Dan sejauh ini kita telah bekerjasama dengan PT. Kijang Lombok Raya sejak tahun 2019, kebutuhan tenaga kerja dipenuhi dengan baik,” jelas dia.

Ketua Unit Operasi Boustead Plantations Berhad, Abdul Roup bin Awang memberikan sosialisasi hak dan tanggungjawab CPMI

Sementara itu Ketua Unit Operasi wilayah Semenanjung Malaysia Boustead Plantations Berhad, Abdul Roup bin Awang menjelaskan, bahwa proses seleksi dilakukan sebagai langkah awal mempersiapkan sumber daya manusia pemetik sawit yang handal. Meski demikian, diakuinya bahwa pekerja Indonesia khususnya Lombok Nusa Tenggara Barat memiliki keunggulan. Dari segi komunikasi misalnya, pekerja Indonesia mudah mengerti setiap arahan dan aturan dari perusahaan.

“Jika saya boleh berbagi informasi bahwa diperkebunan pekerja kita juga ada yang dari bangladesh dan nepal. Sementara dari segi prestasi kerja memang tidak diragukan, bahwa pekerja dari Indonesia khususnya Lombok memiliki keterampilan dan pengalaman yang baik dalam memetik buah dibandingkan dengan negara lain. Khususnya dikawasan perbukitan dengan pohon sawit yang tinggi, didominasi pekerja dari Lombok,” katanya.

Abdul Roup menyebutkan bahwa kerjasama dengan PT. Kijang Lombok Raya sangat erat terjalin. Sejak tahun 2021 kebutuhan tenaga kerja Indonesia yang mencapai 6.600 orang terpenuhi. Dan diharapkan dengan target kebutuhan pekerja yang mencapai 9.600 orang dapat dipenuhi juga eh PT. Kijang Lombok Raya.

Anggota Komite I DPD RI, Evi Apita Maya ingatkan CPMI tentang perlindungan dan menjaga nama baik Negara

Kegiatan sosialisasi dan wawancara langsung calon pekerja ini diawasi langsung oleh Anggota Komite I DPD RI Evi Apita Maya. Ia mengapresiasi upaya yang dilakukan pihak perusahaan di Malaysia tersebut sebagai contoh baik, atas implementasi kerjasama serta hubungan baik antara Pemerintah Indonesia dengan Malaysia.

“Saya memberikan apresiasi karena perusahaan sendiri yang langsung datang merekrut memberikan penjelasan terkait apa hak dan kewajiban pekerja. Apa yang disampaikan oleh perusahaan tadi sesuai dengan apa yang kita perjuangkan dan menjadi MoU atau kesepakatan pemerintah Indonesia dan Malaysia,” ujar dia.

aNd