Mataram – Rombongan ke empat Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) dari PT. Kijang Lombok Raya siap diberangkatkan setelah melalui proses panjang perekrutan resmi untuk bekerja di perladangan sawit milik Syarikat Lam Soon Malaysia. Acara pelepasan digelar sederhana dengan dihadiri oleh Ketua Garda Buruh Migran Indonesia (GBMI) wilayah NTB yang juga merupakan partisipan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syukron Hadi.

Dalam sambutannya, Syukron Hadi menyampaikan pandangannya tentang perjalanan memperjuangkan kesejahteraan dan nasib pekerja migran pada beberapa tahun terakhir. Dimana masih banyak pekerja migran yang tidak bernasib baik, akibat salah mengambil langkah untuk memulai diri menjadi buruh migran.

Ia mengatakan bahwa saat ini dengan kebijakan zero cost atau bebas biaya perekrutan bekerja sebagai migran di Malaysia, sejatinya sudah tidak ada lagi yang salah jalan. Hanya saja, masih terdapatnya perusahaan penyalur pekerja migran yang memanfaatkan kondisi itu untuk meraup keuntungan melimpah.

“PT. Kijang Lombok Raya salah satu yang menerapkan zero cost atau tanpa biaya bekerja ke Malaysia ini. Tapi tidak menutup kemungkinan juga di luar sana masih banyak yang justru tidak patuh kebijakan itu, sehingga pekerja migran kadang dimintai uang jutaan rupiah. Jadi intinya jangan salah menentukan pilihan perusahaan yang akan mempekerjakan anda ke Malaysia,” ucapnya.

Syukron meyakinkan seluruh pekerja agar jangan takut berangkat bekerja melalui PT. Kijang Lombok Raya. Ia mengatakan bahwa zero cost seakan sudah menjadi budaya terapan yang dilakukan dengan cara mengembalikan uang pekerja sebelum diterbangkan ke Negara penempatan. Dimana uang jaminan yang sebelumnya dikeluarkan oleh pekerja untuk pembuatan Passport dan Kesehatan dikembalikan utuh sebesar Rp2,5 juta.

“Jangan takut berangkat bekerja ke Malaysia melalui PT. Kijang Lombok Raya. Karena belum pernah saya dengar sejauh ini ada keluhan tentang perusahaan ini, selama saya berjuang untuk kepentingan buruh migran,” katanya.

Pengiriman 29 orang pekerja migran ini merupakan pemenuhan dari kuota 100 orang pekerja ladang, sebagaimana permintaan Syarikat Lam Soon dalam dua bulan terakhir Juli dan Agustus. Pemberangkatan dilakukan dalam 4 tahap pelepasan untuk menyelaraskan pendapatan pekerja migran dengan produksi buah sawit di Malaysia.

Seluruh pekerja dijadwalkan terbang langsung dari Lombok menuju Kuala Lumpur pada Kamis 24 Agustus menggunakan maskapai Super Air Jet.

aNd