Lombok Barat – Pasir putih Pantai Senggigi Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat tak lagi seindah biasanya. Pesona Pantai Senggigi yang terkenal dengan eksotismenya itu, kini dipenuhi sampah kiriman yang datang dari kawasan pesisir pantai tetangganya. Sejumlah Hotel berbintang yang menjual panorama pantai sebagai daya tarik wisata, bahkan seakan tutup mata dan hanya berpangku tangan ketika sejumlah relawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Pemprov NTB melakukan bersih – bersih pantai pada Sabtu (30/9).
Sejumlah wisatawan asing yang melintas dikawasan pantai Hotel Morumata dan Hotel Mascot Senggigi itupun bahkan membatalkan niatnya untuk berenang, dan hanya berjalan – jalan dipasir sembari menghindari sampah yang dinaikkan ke darat oleh ombak. Seperti penuturan Brigita wisatawan asal Belanda yang mengaku prihatin dengan kondisi pantai Senggigi yang berserakan sampah. Ia mengatakan bahwa pemerintah setempat akan membutuhkan dana besar, untuk membuat pantai ini indah kembali untuk tujuan memulihkan pariwisata Lombok.
“Saya melihat banyak orang – orang datang dan membuang begitu saja bungkus makanannya sembarang. Semoga ada kesadaran bersama. Dan untuk memulihkan keindahan pariwisata di Senggigi ini, pemerintah harus siapkan dana besar dan melakukan pembersihan luar biasa,” ujarnya.
Brigita yang berwisata bersama kerabatnya di Lombok kagum dengan aksi bersih pantai yang dilakukan Forum Wartawan Pemprov NTB. Tepat disaat orang – orang melakukan rutinitas wisata, mereka justru mengumpulkan sampah – sampah plastik itu dari bibir pantai. “Memang harus ada orang yang memungut sampah – sampah ini,” ucap dia.
Sementara itu Ketua Forum Wartawan Pemprov NTB, Marham yang memimpin aksi bersih pantai Senggigi Lombok Barat mengaku prihatin dengan lemah kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan pantai, khususnya di tempat pariwisata. Menurutnya Senggigi sebagai salah satu objek wisata andalan di NTB harus diperhatikan kebersihannya.
“Menjelang penyelenggaraan MotoGP di Lombok, Senggigi sebagai etalase wisata dari Lombok Barat sejatinya harus mendapatkan perhatian khusus,” kata Marham.
Bersama 15 orang anggotanya, Forum inipun berhasil mengumpulkan sampah plastik seberat 1 kwintal dalam waktu 30 menit, meski pada radius penyisiran menjangkau 500 meter bibir pantai. Namun seakan tak ada habisnya, sampah – sampah plastik itu kembali dilabuhkan kedarat oleh ombak.
“Jika bergerak bersama setiap pelaku wisata punya kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan khususnya di pantai, maka sampah – sampah ini tidak akan terlihat lagi pastinya. Begitupun untuk pelaku pariwisata jangan hanya mengambil keuntungan dengan keberadaan objek wisata, namun harus peduli juga dengan menjaga kebersihannya,” pungkasnya.
aNd