Sumbawa Barat – Mantan karyawan PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) layangkan protes atas tidak konsistennya aturan soal penerimaan pekerja yang bakal mengurusi proyek pertambangan dikawasan Batu Hijau Kabupaten Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat. Banyak mantan karyawan atau tenaga kerja memang kembali dipanggil untuk bekerja, namun tidak bagi tenaga kerja lokal yang telah profesional membesarkan nama perusahaan dalam pengembangan hasil tambang tembaga dan emas tersebut.
Mantan tenaga kerja lokal ini justru diblacklist (catatan hitam), sementara tenaga kerja lain yang berasal dari luar daerah justru diterima bekerja secara diam – diam atau tidak transparan.
Mantan Ketua Serikat Pekerja Tambang (SPAT) Samawa, Iwan Setiawan menyebut bahwa bukti inkonsistensi PT. AMMAN sudah terlihat dari diterimanya kembali Mantan Senior Manager External di Batu Hijau, Ahmad Salim yang sebelumnya telah keluar dari perusahaan karena maju pada Pilkada Sumbawa Barat sebagai penjabat tinggi pada proyek tambang Dodo Rinti. Ia mengatakan bahwa hal serupa dilakukan juga kepada banyak mantan karyawan dari luar daerah yang juga diterima bekerja secara diam – diam.
‘’AS kembali masuk sebenarnya bukan kasus pertama. Kenapa heboh karena dia sudah menjadi panutan publik, sebab statusnya pernah mencalonkan diri sebagai Bupati. Tapi kalau soal diterimanya eks pekerja oleh Amman Mineral ini sudah cukup banyak. Jauh sebelum kasus AS ini mencuat,’’ tegasnya.
Iwan mengatakan, banyak eks pekerja terutama dari luar kembali diperkerjakan Amman Mineral. Sementara eks pekerja, nota bene lokal dengan kualifikasi sama tidak pernah dipanggil kembali hingga saat ini. ‘’Ada dari daerah lain, luar KSB. Mereka dipanggil lagi masuk, sementara tenaga kerja lokal dengan status yang sama tidak pernah dilirik atau diatensi perusahaan,” sesalnya.
Dijelaslannya bahwa protes ini lebih kepada cara Amman Mineral memberlakukan aturan di internal perusahaan sendiri. Disatu sisi eks tenaga kerja lokal dimasukkan dalam blaclist dan alert list tidak pernah dilirik dan jumlahnya cukup banyak. Disamping itu minimnya kesempatan kerja bagi masyarakat lokal, juga menjadi alasan protes ini mencuat ke permukaan.
“Letak keadilannya yang kita tuntut. AS masih dibutuhkan oleh perusahaan, ya itu wajar. Tapi pertanyaannya, kenapa yang lain tidak. Padahal posisi yang dibutuhkan untuk mengisi pekerjaan disana bisa diambil dan sesuai kualifikasi lokal. Kita belum menyentil kebijakan internal perusahaan, seperti membangun camp di dalam. Itukan bisa mematikan usaha lokal sekitar. Itu kerugian dari sisi lain,’’ tandasnya lagi.
Eks pekerja Amman Mineral mulai risih dengan kondisi saat ini. Mereka pun tidak segan-segan akan turun ke jalan untuk menuntut diperlakukan hal yang sama. ‘’Akan ada pertemuan besar-besaran dilakukan eks pekerja. Secepatnya kita akan konsolidasi untuk mengambil langkah-langkah lanjutan,’’ tambahnya.
€£



