Lombok Barat – Santri berperan penting dalam menjaga empat Pilar Kebangsaan, yang meliputi Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika, untuk menangkal ancaman dan gangguan faham radikal dari dalam maupun luar negeri. Empat pilar kebangsaan ini juga menjadi benteng diri, agar generasi santri tidak disusupi faham yang merusak keutuhan negara.

Karenanya anggota DPD RI Evi Apita Maya terus mengupayakan pembentukan karakter santri yang memiliki rasa cinta tanah air, melalui sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan seperti yang dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Desa Langko Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat pada Kamis (26/9). Sosialisasi disampaikan kepada para Kyai dan ratusan Santri.
“Peran santri dalam menjaga keutuhan dan persatuan negara sangat banyak. Sehingga penerapan 4 pilar kebangsaan dihadapan para Kyai dan Santri menjadi sangat penting sebagai pedoman agar pengaruh buruk dari luar dapat dihalau,” ucap Evi Apita Maya DPD RI.

Dalam pemaparannya senator dapil Provinsi NTB ini menyampaikan bahwa, saat ini lingkungan sekolah keagamaan banyak faham – faham pra-nasional yang mempengaruhi. Sehingga melalui pesantren, para santri selain mendapatkan keluasan ilmu pengetahuan tentang keagamaan, juga diperlukan upaya transformasi kehidupan.
“Ilmu – ilmu yang kini dikuasai, ilmu agama dan ilmu sosial bernegara saat ini harus dibumikan untuk menguatkan hubungan bermasyarakat. Sehingga tercipta rasa saling menghargai, rasa empati untuk tolong menolong dan bergotong royong, juga rasa bahwa kita memiliki hak yang sama dalam Negara, sehingga tercipta kedamaian. Itulah transformasi kehidupan yang saya maksud,” jelasnya.

Disela – sela pemaparannya, Evi Apita Maya memberi motivasi kepada para santri agar dapat menjadi generasi yang kelak memiliki karakter ke Indonesiaan. “Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan harus digencarkan di lingkungan pesantren. Siapa lagi kalau bukan santri sebagai generasi muda yang akan meneruskan perjuangan kita menjaga keutuhan NKRI?. Dari tangan pemudalah semua perubahan akan terjadi,” ujar Evi Apita Maya.
Usai pendapatkan materi kebangsaan, sejumlah santri bahkan melontarkan pertanyaan seputar dinamika dan posisi santri dalam perkembangan Negara. Yang diakhiri dengan doa bersama, untuk masa depan Negara khususnya Provinsi Nusa Tenggara Barat yang lebih baik.
aNd