Mataram – Sebagai wajah baru Indonesia dengan brand sport tourisme sektor pariwisata, melalui sederet kegiatan balap berkelas dunia, Provinsi Nusa Tenggara Barat terus berbenah untuk meningkatkan kepercayaan diri sekaligus menghadirkan layanan yang bertaraf internasional. Karenanya kesiapan sumber daya manusia yang berkualitas juga terus di genjot maju, seperti halnya tenaga kesehatan yang ditopang utama oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB.

Jajarannya inipun, seperti diungkapkan oleh Direktur RSUD Provinsi NTB dr. Herman Mahaputra atau akrab disapa Dokter Jack, akan mendapatkan gelar Chief Medical Officer hanya bagi yang terlibat langsung dalam kegiatan – kegiatan internasonal tersebut. Setelah di ikut sertakan dalam seminar lisensi di Finlandia bersama dengan sejumlah tenaga medis dari berbagai Negara.

“Ini menjadi sangat penting agar pelaksanaan event selanjutnya, putra putri terbaik NTB bisa menjalankan tugas sebagai Chief Medical Officer di beberapa event international, termasuk MXGP yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat di Samota Sumbawa. Tetapi khusus untuk pelaksanaan WSBK dan MotoGP, para dokter diharuskan terlebih dahulu mengikuti satu tahapan selanjutnya yaitu super-licence,” ucap Dokter Jack saat ditemui di Mataram pada (30/4).

Materi seminar di isi langsung oleh dr. David McManus yang merupakan Direktur Medis dari Federastion International Motor Cycle di Scandic Helsinki Avia Congress. Setelah melalui tahapan ini seluruh peserta mendapatkan lisensi Chief Medical Officer.

Tak hanya mengikuti seminar lisensi di Finlandia, pada hari berikutnya dr. Jack bersama rombongan tenaga medis menuju Prancis, untuk melihat langsung Le Mans International Circuit yang sudah sejak lama melaksanakan berbagai event international baik MotoGP hingga balap mobil lainnya.

Di Le Mans, rombongan juga berkesempatan mengunjungi Museum of the 24 hours of Le Mans yang menyimpan sejarah pelaksanaan berbagai event otomotif kelas Dunia. “Dari apa yang diikuti di luar negeri itu, akhirnya ada enam dokter NTB yang memperoleh lisensi dari FIM. Dari keenam dokter itu, lima dokter berasal dari RSUD Provinsi NTB dan satu dokter dari RSUD Kota Mataram,” jelas dr. Jack memaparkan.

Ia menambahkan, lisensi tersebut perlu dimiliki para dokter NTB. Karena untuk di Indonesia sendiri belum ada satupun dokter yang memiliki lisensi khusus dokter otomotif. “Lisensi yang kita kantongi ini khusus untuk event otomotif internasional roda dua. Tapi kedepannya kita akan mengambil juga lisensi roda empat,” pungkasnya.

aNd