Mataram – Kolaborasi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat  dan Nusa Tenggara Timur diharapkan menjadi model kerja sama regional yang produktif di Indonesia dan sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi, pusat pariwisata internasional serta penggerak kesejahteraan masyarakat di wilayah Indonesia Timur.

Hal ini mengemuka, dalam kegiatan diskusi Bincang Kamisan edisi ke-16 yang menghadirkan pembahasan strategis tentang urgensi Kerja Sama Regional Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (KR-BNN), Kamis (6/11). Dengan narasumber Kepala Bappeda, Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si., dan Sekretaris Dinas Pariwisata Mulki.

“Kerja sama Regional Bali, NTB, dan NTT merupakan strategi nyata untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi daerah sesuai arahan pemerintah pusat,” ungkap Kepala Bappeda, Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si.

Iswandi menyampaikan bahwa Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhamad Iqbal menargetkan akselerasi pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen melalui kerja sama lintas wilayah yang konkret dan terukur dan NTB akan menjadi tuan rumah pertemuan lanjutan pada November mendatang untuk memperkuat rencana kerja konkret KR-BNN.

Dijelaskan pula, pertemuan ini menjadi tindak lanjut dari kesepakatan bersama antara tiga provinsi yang telah dilakukan sebelumnya di Bali dengan fokus kerja sama pada penyatuan arah pembangunan di koridor Bali–Nusra sebagai kawasan pariwisata dan ekonomi kreatif bertaraf internasional.

Bali akan berperan sebagai pusat pariwisata budaya, NTB sebagai pusat pariwisata petualangan, dan NTT sebagai pusat pariwisata bahari. Ketiganya diikat oleh penguatan konektivitas darat, laut, dan udara agar mampu mendorong arus barang, jasa dan wisatawan secara efisien.

Iswandi menegaskan pula bahwa KR BNN bukan hanya untuk sektor pariwisata, tetapi juga menjadi instrumen penggerak lintas sektor.

Terdapat sedikitnya 15 komoditas pertanian seperti padi, bawang, sayur, dan buah-buahan serta 14 komoditas kelautan yang akan dikelola dalam kerangka perdagangan antar provinsi.

“Seluruh OPD harus mampu mentransformasi kepentingan lintas daerah, bukan hanya kepentingan sektoral. Kita ingin melihat neraca perdagangan yang sehat, di mana NTB, Bali, dan NTT saling melengkapi kebutuhan satu sama lain,” tegasnya.

Ia menambahkan, kerjasama ini akan ditandai dengan penandatanganan dokumen resmi oleh tiga gubernur, yang menegaskan prinsip saling menguntungkan dan berorientasi jangka panjang, dengan implementasi mulai tahun 2026 mendatang.

Selain itu, peningkatan sumber daya manusia juga menjadi fokus utama. Gubernur Iqbal terus mendorong pembangunan SDM yang sehat dan cerdas sebagai fondasi utama dalam menyongsong pariwisata berstandar global dan ekonomi daerah yang berdaya saing.

Pariwisata, lanjutnya, bukan sekadar promosi melainkan pembangunan ekosistem yang lengkap. SDM pariwisata, keamanan, kebersihan, hingga layanan publik harus bergerak bersama menuju standar global.

Sementara itu di forum yang sama, Sekdis Pariwisata Mulki menyebut kolaborasi ini sebagai langkah strategis untuk mengembalikan semangat kebersamaan provinsi-provinsi eks “Sunda Kecil” dalam bentuk modern. Ia menjelaskan, Bali yang selama ini menyumbang sekitar 60 persen kunjungan wisatawan nasional diharapkan dapat memberikan multiplier effect positif bagi NTB dan NTT.

“Kita tidak sedang bersaing, tetapi berkolaborasi. Bali, NTB, dan NTT adalah tiga mutiara pariwisata Nusra yang saling menguatkan. Promosi dan event akan kita integrasikan agar wisatawan yang datang ke Bali juga tertarik melanjutkan perjalanan ke NTB dan NTT,” ujarnya.

admiNFO

Previous articleGerakan pangan murah tutup TMMD ke 126 di NTB
Next articleRAPBD NTB 2026 turun 15,40 persen, Wagub sebut postur anggaran disusun realistis