Mataram – Mitigasi Bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko dan dampak bencana, baik sebelum, saat, maupun setelah bencana terjadi.

Tujuannya adalah untuk meminimalkan korban jiwa, kerugian ekonomi, dan kerusakan lingkungan akibat bencana.

Sebagai daerah yang rawan bencana, baik gempa maupun banjir, masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) harus memahami Mitigasi Bencana demi meminimalkan korban jiwa maupun kerugian ekonomi serta kerusakan lingkungan.

Itu sebabnya, demi penguatan kebencanaan, Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan edukasi Mitigasi Bencana secara berkala, tak hanya dikalangan masyarakat tapi juga OPD pemerintah daerah.

Di mulai dari Dinas Sosial NTB, Jumat (29/8) pagi mereka melakukan Metigasi Bencana di kantor sendiri.

Seluruh pegawai Dinas Sosial NTB mengikuti simulasi latihan jika terjadi bencana tiba-tiba.

Bak terkalena bencana sebenarnya, dalam simulasi ini nampak para pegawai mengikuti intruksi petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinsos untuk evakuasi bencana. Dari keluar rapi menngikut jalur evakuasi teraman, menuju titik kumpul hingga petugas menyisir kembali ruangan yang kemungkinan terdapat korban yang tidak diketahuinya.

Kepala Dinas Sosial NTB Dra. Nunung Triningsih, MM., menyebut, Metigasi Bencana ini akan dilakukan sebulan sekali di Kantor Dinas Sosial NTB.

“Jangan sampai sebagai pegawai Dinas Sosial, yang notabenenya mengurus bencana, mereka tidak mengetahui prosedur penyelamatan,” jelas Nunung.

Itu sebabnya, tambah Nunung, dalam metigasi bencana yang digelar, semua pegawai mengikuti simulasi bencana. Dimana penghuni gedung mencari tempat berlindung yang aman, evakuasi tenang, tepat dan cepat.

Nunung menambahkan, setiap kantor pemerintah maupun swasta/perorangan harus memiliki sarana prasarana seperti help, alat-alat pemecah kaca, tali, tandu serta obat-obatan. Sehingga ketika ketika ada bencana semua kantor siap.

Selain itu untuk menghadapi bencana yang selalu datang tiba-tiba, harus ada kesepakatan disetiap kantor mengenai bel tanda bencana bunyinya apa, supaya penghuni gedung mengetahui kode bel jika terjadi bencana. Lalu menentukan jalur evakuasi yang aman serta letak titik kumpul.

“Jadi dalam menghadapi bencana ada tiga hal penting harus diketahui setiap kantor, pertama Sistem atau mekanisme, kedua Sarana dan prasarana dan Kesiapan siangan SDM sendiri,” jelas Nunung.

Dan hal lain yang harus diperhatikan harus satu komando dimana intruksi berasal dari satu pimpinan. Petugas harus menggunakan kelengkapan alat-alat terutama helm, baju pelindung dll.

“Setidak dengan mediasi ini bisa menjadi ilmu bagi setiap pegawai Dinas Sosial NTB, sehingga bisa ikut mengajarkan masyarakat, setidaknya melindungi keluarga dari rawan bencana,” ucap Nunung.

Selain itu, Nunung menghimbau kepada setiap keluarga harus memiliki satu tas siaga.

“Jadi satu rumah harus memiliki satu tas bencana, yang berisi surat berharga (ijazah, surat tanah, akte, KK dl), makanan, pakaian, selimut dan barang berharga lainnya seperti emas dll, agar ketika terjadi bencana masyarakat masih bisa menyelamatkan barang-barang penting untuk bisa bertahan pasca bencana,” ucapnya.

Daerah NTB termasuk daerah rawan bencana, tak hanya gempa tapi banjir dll. Alhamdulillah jika tidak terjadi, tapi kita harus siap siaga jika terjadi, sehingga tidak ada korban baik nyawa maupun materil yang tinggi.

Untuk selanjutnya, Dinas Sosial NTB siap berkoordinasi dengan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) NTB untuk melakukan Metigasi Bencana di semua OPD Provinsi NTB.

“Kami akan berkoordinasi dengan BPBD, karena bencana berada di ranah BPBD, jadi kami siap berkoordinasi dengan BPBD untuk berkolaborasi melakukan Metigasi Bencana ke semua OPD,” tutup Nunung.

((0)