Lombok Tengah – Suasana hening ruang kelas yang dihuni ratusan pelajar mendadak riuh, menjawab salam yang dilontarkan anggota DPD RI Evi Apita Maya dan tim sosialisasi empat pilar kebangsaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Pujut Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, Jumat (12/12). Sebagian besar pelajar yang sengaja dikumpulkan oleh pihak sekolah itu tidak menyangka, bahwa legislator cantik yang berada tepat dihadapannya saat ini adalah seorang wakil daerah diparlemen, yang sering dilihatnya dilayar kaca dan media sosial.
Dalam kesempatan ini Evi Apita Maya memperkenalkan diri sebagai perpanjangan tangan dari MPR RI, untuk bersosialisasi terkait empat pilar kebangsaan. Konsep politik pondasi bangsa yang mungkin telah diketahui para pelajar melalui ilmu pendidikan di sekolah.

“Kalian mungkin sudah hafal dengan Pancasila, Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, mengetahui Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika. Dan kedatangan kami ini, untuk pendalaman dari empat pilar kebangsaan tersebut. Agar setiap generasi muda dapat melihat persoalan bangsa dengan lebih bijak,” ungkapnya.
Evi Apita Maya menyampaikan hal mendasar dalam implementasi pilar kebangsaan, seperti kegiatan organisasi intra sekolah (osis) yang merupakan wujud persatuan dan gotong royong dalam menyelesaikan persoalan di sekolah. Begitupun dilingkungan sekolah setiap siswa menggunakan pakaian seragam, agar saling menghargai perbedaan dan mengajarkan nilai kekompakan.

“Itu hal mendasar yang mungkin kita tidak sadari maksud dan tujuannya. Bahkan pendidikan sekolah yang kita dapatkan saat ini berpedoman pada pilar kebangsaan. Mengajarkan kita untuk disiplin, memiliki etika, sopan santun, mandiri dan saling menghargai perbedaan,” jelas Evi Apita Maya.
Tim sosialisasi pun menguji para pelajar seputar yang diketahui tentang pantangan dan tantangan setiap pilar kebangsaan tersebut. Bahkan sebelum pendalaman materi disampaikan oleh akademisi tim sosialisasi empat pilar Evi Apita Maya. Cara sederhana inipun ampuh untuk mengobati kejenuhan pelajar terhadap materi yang diterimanya.
aNd



