Lombok Timur – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Evi Apita Maya terus melangkah untuk mengedukasi sekaligus memberikan pencerahan tentang kemajemukan bangsa melalui Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan. Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah Desa Pohgading Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur pada Senin (12/5), Senator perwakilan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini menggunakan pendekatan materi moderasi beragama untuk mensosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan, yang meliputi Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.

Dihadapan ratusan murid dan tenaga pendidik, Evi Apita Maya mengatakan moderasi beragama tercermin dalam komitmen kebangsaan yang menjunjung keberagaman. Sementara empat pilar kebangsaan mampu menavigasi perbedaan dan keberagaman itu dalam satu kesatuan, yang damai, mandiri dan merdeka.

DPD RI Evi Apita Maya berinteraksi langsung dengan sejumlah siswi SMP Muhammadiyah Lombok Timur

“Moderasi beragama terwujud dari hal mendasar dalam kehidupan sehari – hari, yaitu toleransi yang menghargai perbedaan keyakinan, penolakan segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama, serta mengakomodasi kekayaan budaya dan tradisi yang ada ditengah masyarakat. Dan kita ketahui bersama di Provinsi NTB ini, toleransi dari perbedaan budaya dalam agama itu tetap berjalan beriringan dan kuat bersatu,” ucapnya.

Yang utama dari pilar kebangsaan ini, adalah Pancasila sebagai dasar Negara. Telah menjadi panduan dalam menjunjung moderasi beragama. Khususnya pada sila pertama “Ketuhanan yang maha Esa”. Komitmen dalam konteks ini mencakup upaya untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi berbagai agama dan menjamin setiap kepercayaan dan keyakinan setiap warga negara dapat berkembang.

Pelajar SMP Muhammadiyah Pohgading Lombok Timur mendengarkan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan dari DPD RI Evi Apita Maya

“Contoh kongkretnya dalam perayaan hari besar keagamaan. Pada hari raya Idul Fitri, aparatur dari non muslim turut berjaga, memberikan kenyamanan bagi warga muslim melaksanakan ibadah. Begitupun pada hari besar agama lain,” kata Evi Apita Maya.

Sementara dari pilar NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), moderasi beragama saat ini dihadapkan pada tantangan meningkatnya cara pandang, sikap dan praktik keagamaan yang mengesampingkan nilai – nilai kemanusiaan. Karenanya dunia sekolah menjadi penting, untuk saling memperkuat hubungan baik dengan sesama meski berbeda pandangan. Sekolah menjadi instrumen dan reverentasi kehidupan yang nyata, yang mempertemukan satu sama lain dari beragam kalangan kasta dan kedudukan.

“Sekolah ini adalah contoh, agar kita tidak memiliki tafsir yang sempit, terhadap perbedaan itu baik kaya maupun miskin, baik dia berasal dari kalangan bangsawan maupun tidak, semua harus saling rangkul. Jangan sampai tafsir yang sempit mengaburkan substansi pendidikan di sekolah ini, yang sejatinya mengajarkan tentang hidup rukun dan damai,” ujarnya.

Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan DPD RI Evi Apita Maya dihadiri ratusan pelajar dan tenaga pendidik SMP Muhammadiyah Pohgading Pringgabaya Lombok Timur

Senator berparas cantik asal NTB ini juga mengatakan, bahwa setiap warga negara harus memiliki jiwa Indonesia sejati. Itulah mengapa setiap hari senin atau peringatan hari kemerdekan dan hari nasional digelar dengan upacara bendera. Agar 4 Pilar Kebangsaan itu terus terpupuk dalam diri pelajar sejak dini.

“Upacara bendera, dibacakan Undang – Undang Dasar 1945, membacakan Pancasila, dan pembina upacara biasanya terus mengingatkan agar anak – anak tetap disiplin, rukun, dan bertanggungjawab,” kata Evi Apita Maya.

Sambutan antusias dalam Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini tidak hanya datang dari ratusan murid peserta kegiatan, melainkan juga dari tenaga pendidik. Dalam kesempatan ini juga Evi Apita Maya mengajak seluruh peserta sosialisasi untuk menyanyikan lagu kebangsaan.

aNd