Mataram – Organisasi kemasyarakatan Laskar Sasak Lombok Nusa Tenggara Barat gairahkan semangat pengorbanan dan perjuangan momentum peringatan Hari Lahir Pancasila pada Minggu (1/6), dengan bhakti sosial berbagi paket 2 ton beras dan satu ekor sapi jenis limousin.

Sapi kurban seberat 800 kilogram tersebut, diserahkan langsung oleh Pembina Nasional Laskar Sasak Komjen Pol (Purn) Bambang Sunarwibowo, kepada para anggota yang datang dari berbagai daerah. Untuk dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha mendatang.

Mantan Sestama Badan Intelijen Negara (BIN) itu manyampaikan bahwa pemberian sapi kurban ini dalam rangka pembinaan Laskar Sasak, agar menjadi bagian dalam menjaga kondusifitas daerah dan aksi sosial masyarakat.

Bambang yang juga Alumni SMAN 1 Mataram itu berpesan agar Laskar Sasak memperkuat kebhinekaan, melalui pendekatan adat dan budaya dari berbagai suku di Nusantara khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

“Oleh karena itu toleransi antara kita, antara Laskar Sasak, suku sasak dan suku suku yang lain harus bisa kita jaga bersama. Kita punya pengertian dan kita bisa saling menghormati antara agama begitu juga dengan suku adat yang lain begitu juga dengan kaidah – kaidah yang bisa untuk kebaikan kemaslahatan masyarakat kita,” ucapnya.

Bambang meminta agar Laskar Sasak menjadi bagian dari kehidupan yang tetap melestarikan adat dan budaya. “Pendekatan adat dan budaya yang dimiliki Laskar Sasak ini menjadi bekal kita untuk mewujudkan perdamaian nasional ” katanya.

Lombok Mirah Sasak Adi

Sementara itu Pembina Daerah Laskar Sasak Wahyudi Adisiswanto menyampaikan dasar terbentuknya Laskar yang merupakan singkatan dari “Lembaga Adat Silaturahim Kesatria Atas nama Rakyat”, yang berperan mengawal nilai – nilai luhur adat Sasak.

“Reflekai lembaga silaturahmi kerakyatan itu tertuang dalam slogan kita yaitu Lombok Marcusuar yang dialaskan pada fakta sejarah dan nilai filosofis. Berarti akan menjadikan nilai – nilai luhur adat Sasak sebagai penerang khususnya dalam hal akhlak bangsa Indonesia di tengah kegelapan jaman yang penuh ketidak pastian dari hantaman gelombang nilai budaya asing yang merusak,” jelasnya.

Wahyudi yang alumni Fakultas Pertanian Universitas Jember itu menjelaskan relasi penting kesejarahan Pulau Lombok dalam kontek kesatuan Nusantara.

“Pulau Lombok menjadi vital dalam kesejarahan bangsa dulu, hari ini dan Indonesia Modern mendatang. Pulau Lombok adalah lokasi panggalan Angkatan Laut armada Kerajaan Majapahit dalam mewujudkan Sumpah Palapa dari Mahapatih Gajah Mada. Beliau berpesan Lombok Merah-Sasak Adi kepada Laksamana Nala,” kata mantan Pj Bupati Pidie Aceh itu.

Lebih jauh Wahyudi meneruskan cerita bahwa bila Laksamana Nala  bila melihat kilatan merah mirip lombok yang merupakan pijaran lava Gunung Rinjani, agar armada berhenti dan membuat pangkalan di pulau itu.

“Dan itu pangkalan penting armada laut kerajaan Majapahit dalam meluaskan pengaruhnya ke nusantara, Philiphina hingga pasifik. Laskar Sasak yang menjaga nilai adat dan agama di Lombok menjadi penting untuk mendengungkan adab dan adat Sasak sebagai mercusuar nusantara agar menjadi petunjuk jalan bangsa ini menuju Indonesia Emas. Jadi sangat relevan slogan Laskar Sasak Untuk Indonesia,” kata Wahyudi.

Dalam kesempatan ini Ketua Umum DPP Laskar Sasak, Lalu Mohammad Ali Sadikin memberikan apresiasi atas dukungan dan support dari Pembina Nasional Laskar Sasak, Komjend Pol (Purn) H. Bambang Sunarwibowo yang berkenan memberikan bantuan 1 ekor Sapi jenis limosin seberat 800 kg, 2 ton beras dan 1 unit ambulance untuk laskar sasak medical.

“Beras 2 ton ini dalam bungkusan 5 kg akan dibagikan ke anggota dan kaum dhuafa wal masyakin. Alhamdulillah dalam pertemuan tadi, Pak Bambang berkenan membantu 1 unit mobil ambulanca untuk laskar sasak madical sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan warga dan anggota,” kata Miq Denta, panggilan akrab Lalu M. Ali Sadikin.

Festival 1000 Gendang Bileq

Secara khusus menyambut pernyataan Pembina Daerah Laskar Sasak Wahyudi, Lalu Sadikin menyatakan Laskar Sasak sangat setuju dengan konsepsi Lombok Mercusuar termasuk bagaimana nilai adat dan adab Sasak semakin dikenal di nusantara.

“Sehingga ide festival 1.000 gendang beliq di areal silang Monas Jakarta sebagaimana yang dibicarakan dalam rapat tertutup Pengurus DPP Laskar Sasak dengan Pak Bambang serta Pak Wahyudi sangat kami dukung dan supaya cita-cita serta harapan itu bisa terwujud termasuk festival perisaian dalam waktu dekat di Lombok,” kata Miq Denta.

Miq Denta menyatakan bahwa ormas yang dipimpinnya jauh dari aksi premanisme yang dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis dan sebagainya. Ia menegaskan, apabila ada nggotanya yang terlibat dalam hal tersebut sanksi pemecatan akan dilakukan.

“Kami memiliki aturan yang selalu dijunjung. Apabila ada anggota kami yang melanggar maka akan ada sanki tegas yang diberikan. Bisa berupa pemecatan dan bahkan kami teruskan ke kepolisan apabila melakukan pelanggaran hukum,” kata Miq Ikin panggilan akrabnya.

Pernikahan Dini

Disisi lain, ia juga menyikapi maraknya aksi pernikahan dini atau pernikahan dibawah umur yang mengatasnamakan adat. Menurutnya perbuatan tersebut justru sangat bertentangan dengan nilai luhur adat dan budaya masyarakat suku sasak Lombok.

Tradisi menculik calon pengantin secara adat pernikahan memang ada tapi hanya berlaku untuk yang cukup umur, atau yang dibuktikan dengan kelayakannya dalam hal menafkahi keluarga. “Secara adat, cukup umur dalam pernikahan itu dibuktikan dengan kemampuannya untuk bekerja, memiliki penghasilan untuk menafkahi keluarganya. Bagi perempuan, pekerjaan yang dimaksud untuk mengurangi beban suami,” tegasnya.

Miq Ikin menyayangkan orang tua yang membiarkan anaknya diculik untuk dinikahkan dengan mengatasnamakan adat apabila belum cukup umur. Menurutnya ada turunan dari adat tersebut apabila belum menemukan kesepakatan dari kedua belah pihak untuk menikah.

“Salah orang tua apabila membiarkan anaknya diculik mengatasnamakan adat. Ada turunan dari budaya tersebut. Kalau misalnya belum cukup umur sehingga belum ada kesepakatan, maka bisa dengan cara disembunyikan oleh orang tuanya. Jadi mohon para orang tua juga mengajarkan adat budaya kepada anak – anaknya dengan pemaknaan dan wawasan yang lebih luas,” tandasnya.

aNd