Mataram – Lombok Global Institut (Logis) menyiapkan data tambahan terbaru di kasus dugaan korupsi proyekpembangunan tangki septik Lombok Barat. Data tambahan ini untuk melengkapi laporan yang diserahkan ke Polda NTB pekan lalu. Direktur Logis, Fihiruddin, menyebut ada uang negaraRp 4 miliar lebih yang diduga menguap dan menjadibancakan oknum pejabat dan penyedia jasa dalamproyek yang dibiayai Dana Alokasi Khusus 2020 ini.
“Dengan data tambahan ini, kami meminta Polda NTB segera turun dan mengusut kasus ini. Angka empatmiliar ini kami duga yang mengalir ke sejumlah oknumpejabat, penyedia jasa, dan pihak pihak yang terlibatproyek ini,” papar Fihir.
Dijelaskan Fihir, terdapat selisih anggaran yang sangatbesar dalam eksekusi proyek ini. Selisih ini terdapat diitem pekerjaan pengadaan tangki septik individual.
“Hal ini yang kemudian membuat oknum pejabat diDinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Lombok Barat ngotot untuk mengarahkan memenangkan salahsatu rekanan. Rekanan ini adalah produsen tangkiseptik ini,” jelasnya.
Dengan tegas Fihir menyebut ada skenario yang dijalankan sejumlah oknum dalam proyek ini. Mulaidari perencanaan, penunjukan penyedia sampaieksekusi proyek.
“Kasihan kawan kawan kelompok swadayamasyarakat. Mereka dijadikan boneka saja oleh oknumpejabat. Semua dilakukan dengan akal akalan. Bahkantendernya pun, tender tenderan dan menjadikan juklakjuknis pelaksanaan proyek DAK jadi alat untukberlindung. Mereka oknum oknum itu mengganggapsemua yang dilakukan seuai aturan,” tegasnya.
Untuk memuluskan pelaksanaan proyek ini DinasPUPR Lobar bahkan mengganti pebajat yang berwenang. Namun, Fihir tak merinci pebajat yang dimaksudnya itu.
Data lebih rinci ada di laporan logis dan data tambahan yang akan diberikan ke penyidik diDitreskrimsus Polda NTB. Kami percaya polisi akanserius menangani laporan ini,’’ cetusnya.
Proyek instalasi tangki septik individu menyasaranggota KSM di 39 desa di Lobar. Dengan rata rata 50 unit tangki septik di tiap desa. Oleh pusat masingmasing KSM digelontorkan anggaran Rp 425 juta.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas PUPR Lobar, Made Arthadana membenarkan adanya proyek yang dibiayaipemerintah pusat lewat dana alokasi khusus tersebut. Made juga menyebut, pengadaan tangki dan pipa tidakmelalui lelang di LPSE Lobar. Kata dia, pemilihan penyedia jasa dilakukan melalui panitia lelang yang dibentuk dan beranggotakan dua perwakilan KSM.Ketika ditanya mengenai kapabilitas anggota KSM menjadi panitia lelang, Made tak merincinya.
“Selain perusahaan luar, ada juga perusahaan lokalyang jadi pendamping pengadaan tangki itu,” jelasnya.
Dbd