Lombok Timur – Pelatihan Rinjani Rescue Vertical Evacuation, bagi komunitas pendaki, relawan dan guide di Provinsi Nusa Tenggara Barat, resmi dibuka oleh Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal secara langsung di kawasan Pendakian dan Konservasi Gunung Rinjani, Kamis (17/7). Pelatihan dipimpin oleh sejumlah instruktur yang tergabung dalam profesional rescue Skygers, dan mendapat dukungan dari sejumlah investor swasta.
Dalam kegiatan ini Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal menekankan tiga hal penting sebagai daya dukung atas upaya pemerintah untuk membenahi tata kelola dikawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Yang utama berkaitan dengan standar pelayanan, pengamanan dan penyelamatan. Bahwa kedepan pasukan Rinjani Rescue Vertical Evacuation (RRVE) ini akan memiliki lisensi sebagai tim penyelamat apabila terjadi hal – hal yang bersifat darurat dikawasan pendakian Rinjani.
“Ini akan memberikan dampak besar ke dunia internasional, sehingga para pendaki dan penggemar pendakian diluar negeri tahu bahwa kita sudah tersertifikasi. Kemarin oke kami masih punya masalah dengan kapasitas, namun hari ini kami sudah tersertifikasi secara internasional. Menunjukkan keseriusan kita untuk memperbaiki tata kelola di Gunung Rinjani,” ucapnya.
Berikutnya lanjut Gubernur Iqbal, kolaborasi menjadi penting dengan seluruh pihak untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan pendaki di Gunung Rinjani. Hal ini sejalan dengan rencana pemasangan signage (sistem tanda visual atau rambu – rambu) disepanjang trek pendakian sampai ke puncak.
“Dengan dukungan dari salah satu brand indonesia consina, kita akan memasang signage disepanjang trek pendakian sampai ke puncak. Yang selama ini tidak ada, kita akan pasang,” kata Iqbal.
Kemudian yang ketiga, yakni menyiapkan fasilitas dan peralatan evakuasi berstandar internasional yang akan diletakkan dilokasi yang tidak jauh dari zona rawan pendakian. Yang memungkinkan setiap tim penyelamat atau siapapun yang telah memiliki lisensi dibidang vertical rescue dapat memanfaatkan fasilitas itu untuk mendukung misi kedaruratan.
“Sehingga kalau terjadi situasi seperti kemarin akan lebih mudah menurunkannya ke lokasi, ke dead zone – dead zone yang ada disekitar Rinjani,” jelasnya.
Ditegaskan Gubernur Iqbal, bahwa tidak ada satupun dari tiga langkah dalam tata kelola kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani ini menggunakan biaya dari pemerintah, melainkan gotong royong dari seluruh pihak swasta serta pemangku kebijakan. Bahkan selain tiga fokus utama tersebut, Pemprov NTB juga telah menyiapkan langkah – langkah pembenahan untuk mengatasi persoalan sampah, asuransi dan sebagainya.
“Harapan kita tahun depan penyelenggaraan pembukaan pendakian sudah jauh lebih baik dari tahun ini. Termasuk pengelolaan sampah, asuransi dan sebagainya kita coba tata ulang juga,” pungkasnya.
aNd



