Mataram – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Evi Apita Maya, anggota DPRD NTB Muhammad Jamhur dan jajaran Dinas Tenaga dan Transmigrasi yang diantaranya Kabidnaker Kabupaten Lombok Barat Masri Juni Ardy, Kabidnaker Kabupaten Lombok Tengah Muji Purwandi, juga Kabidnaker Lombok Utara Kadarusna melepas pemberangkatan 100 orang calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) tujuan Malaysia dari PT. Kijang Lombok Raya pada Rabu (03/8).

Seluruh CPMI ini dipersiapkan untuk bekerja di perusahaan perladangan sawit Malaysia milik Syarikat Boustead Plantations Berhad, setelah melalui serangkaian proses perekrutan resmi dan tanpa dipungut biaya alias gratis. Skema uang jaminan sebesar Rp2,5 juta, yang sebelumnya dikeluarkan calon migran sebagai biaya pemeriksaan kesehatan dan pembuatan passport dikembalikan secara tunai oleh PT. Kijang Lombok Raya sebelum seluruh pekerja diberangkatkan.

Komitmen bebas biaya inipun di apresiasi sebagai buah dari perjuangan anggota Komite III DPD RI yang dalam hal ini adalah Evi Apita Maya. Karenanya ia mengajak seluruh pihak untuk bergandengan tangan melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah mengenai zero cost (bebas biaya) dan siap untuk membela tenaga kerja yang tidak mendapatkan haknya dari perusahaan.

“Semenjak awal perjuangan kita di Komite III DPD RI, PT. Kijang Lombok Raya ikut bersama saya untuk bertemu langsung dengan Menteri Tenaga Kerja. Kita melalui proses panjang untuk membuka kembali perekrutan dan menggratiskannya. Namun dalam perjalanannya, dari seluruh perusahaan pengirim PMI ke Malaysia di indonesia, satu satunya PT. Kijang Lombok Raya yang patuh melaksanakan zero cost atau program bebas biaya ini,” tegasnya.

Senator dapil NTB ini mengatakan bahwa skema zero cost bisa diterapkan dengan banyak cara, tanpa mengambil keuntungan dari para calon pekerja. Seperti halnya yang diterapkan oleh PT. Kijang Lombok Raya, yang mengembalikan uang jaminan pekerja sebelum diterbangkan ke Malaysia. Sehingga dengan berangkat secara resmi dan gratis, dimungkinkan tidak akan ada lagi terjadi peristiwa meninggalnya pekerja migran Indonesia di negara rantauan.

“Biaya yang sebelumnya dikeluarkan dikembalikan malam ini. Sampaikan kepada keluarga dan kerabat bahwa bekerja di Malaysia itu gratis. Kalau dimintai uang berjuta juta dengan tidak resmi maka akan terjadi lagi peristiwa banyaknya PMI yang tenggelam di lautan,” ucapnya.

Terhadap segala kemudahan yang disuguhkan PT. Kijang Lombok Raya, Evi Apita Maya berpesan kepada seluruh calon migran, agar menjaga nama baik untuk perusahaan, daerah dan negara. Aturan selama kontrak kerja 2 tahun, berlaku untuk hak dan tanggung jawab pekerja sehingga tidak diperbolehkan untuk lari dari perusahaan dan dicap sebagai kriminal di Malaysia.

“Tolong jaga nama baik Negara kita, tolong jaga nama baik warga Lombok yang terkenal disiplin dan giat bekerja di Malaysia. Saya berdoa secara tulus kalau anda berangkat secara tulus untuk niatan mengais rezeki menuju kesuksesan maka insya allah itu akan berhasil,” ujarnya.

Prosesi pengembalian uang tunai inipun bahkan disaksikan langsung oleh pihak Syarikat Boustead Plantations Berhad yang berkesempatan untuk hadir, dan sekaligus menjemput para calon tenaga kerjanya untuk perladangan sawit yang dikelolanya. Ia menyebutkan bahwa perusahaan sangat selektif untuk menerima pekerja, namun selalu memberi perhatian lebih kepada tenaga kerja Indonesia khususnya yang berasal dari Lombok Nusa Tenggara Barat.

“Kami selektif dalam hal perekrutan tenaga kerja ini, dan kami menempatkan Lombok sebagai tumpuan atau perekrutan terbanyak karena saya melihat pekerja Lombok ini disiplin giat bekerja seperti tenaga kerja yang sudah bekerja saat ini di Malaysia,” ungkap Abdul Rahim Mohammad Said, Ketua Unit Tenaga Kerja Syarikat Boustead Plantations Berhad.

Dalam kesempatan ini, ia juga mengapresiasi lantangnya senator DPD RI Evi Apita Maya yang selalu memperjuangkan skema bebas biaya dalam perekrutan tenaga kerja untuk Malaysia. “Saya mengapresiasi Senator Evi Apita Maya yang selalu lantang memperjuangkan kebijakan bebas biaya perekrutan ke Malaysia,” katanya.

Sementara itu anggota Komisi V DPRD NTB dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Jamhur, juga mengingatkan agar seluruh pekerja agar turut berjuang bersama, sehingga sistem dan mekanisme bebas biaya perekrutan kerja Malaysia berjalan sebagaimana yang seharusnya.

“PT. Kijang Lombok Raya tetap konsisten untuk zero cost ini meski diluaran sana masih banyak yang memungut biaya, tapi hasil bekerjanya sama. Dan justru akhirnya terpikir untuk kabur dari perusahaan karena pinjaman dirumah belum terbayar,” jelas dia.

Ia mengatakan bahwa pada prinsipnya, bekerja di luar negeri harus dengan kesungguhan sehingga setiap langkah akan bernilai ibadah dan berbuah keberkahan. “Terima kasih untuk pihak perusahaan Malaysia yang turut hadir, terimakasih untuk PT. Kijang Lombok Raya yang konsisten dengan zero costnya. Terima kasih untuk teman – teman Disnaker yang terus melakukan sosialisasi dan mengawasi perjalanan tenaga kerja migran sesuai kebijakan pemerintah,” ujarnya.

Begitu juga disampaikan Kepala Bidang Penempatan Kerja Disnakertrans Lombok Barat, Masri Juni Ardy yang menyambung ucapan dan nasihat untuk seluruh calon pekerja migran. Ia meminta para calon pekerja migran untuk bertanya kepada keluarga dan kerabatnya yang berangkat kerja ke Malaysia melalui perusahaan lain dengan membayarkan uang berjuta juta, agar menginformasikan kepada pihaknya.

“Kami akan telusuri perusahaannya kemudian kami akan cabut izin usahanya jika tidak patuh terhadap sistem bebas biaya bekerja di Malaysia ini,” tegasnya.

Pelepasan calon pekerja migran tujuan Malaysia inipun  dirangkaikan dengan penyerahan piagam penghargaan atas impelementasi zero cost dari PT. Kijang Lombok Raya dan unsur pemerintah daerah kepada syarikat Bousted Plantations Berhad. Serta di iringi dengan senandung salawat badar yang dipimpin oleh TGH Azhar Rasyidi Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hikmah Lingsar Lombok Barat.

Nantinya 100 orang calon pekerja migran ini, oleh PT. Kijang Lombok Raya akan diberangkatkan dalam 2 kali agenda penerbangan langsung, Lombok – Kuala Lumpur. Dengan rincian 61 orang CPMI diberangkatkan pada tanggal 3 Agustus menggunakan maskapai Air Asia dan 39 orang CPMI diberangkatkan pada 24 agustus nanti menggunakan maskapai Super Jet.

aNd